Selasa, 14 Desember 2010

'DASBOARD'

Istilah dashboard yang kemudian berkorelasi dengan sekolah ini mencengangkan saya dan juga beberapa teman, yang menjadi peserta dalam Leadership Forum ANPS-BI, Pada Jumat tanggal 26 Nopember 2010 di Bali. Menjadi mencengangkan karena presenter mempersonifikasi fungsi leader di sekolah sebagai pengendara kendaraan, dan fungsi dasboard di dalam kendaraan bermotor. Di dalam kendaraan, indikator yang terdapat dalam dasboard memberikan informasi tentangperform kendaraan bagi pengendara. Dan dengan informasi tersebut pengendara akan menjadi yakin dengan kondisi kendaraannya untuk sebuah perjalanan yang akan dijalaninya.

Bagaimana di sekolah? Disinilah letak irisan antaranya. Pada sisi ini presenter mengajukan pertanyaan kepada kami; Indikator apa yang Anda inginkan tentang sekolah yang Anda pimpin, yang harus muncul di dasboard Anda? Lalu kepada kami diberikan waktu untuk berdiskusi apa saja indikator yang menurut kami penting untuk ada. Dan ternyata tidak semua kami dapat menyepakati. Masing-masing kita memiliki karakteristik dan level sekolah yang berbeda. Yang membuat ekspektasi jenis indikator yang tidak sama satu sama lainnya.
Saya sebagai wakil dari sekolah nasional, teman sebelah kiri saya yang adalah wakil dari Sekolah RSBI, sebelah kanan saya dari sekolah nasional plus atau lebih tepatnya dari sekolah internasional minus, depan saya dari sekolah IB, memiliki persfektif berbeda saat mendifinisikan indikator apa yang harus ada di dalam dasboard sekolahnya masing-masing. Teman-teman ada yang menyebutkan bahwa indikator yang selalu harus nongol dalam 'dasboard'nya adalah student assessment, yang lain menyebutkan tentang learning strategies, yang lain lagi menyebut tentang kahadiran guru dan karyawannya.
Dari sini, dari jenis jawaban yang kami buat tersebut, saya menjadi tergelitik dan berpikir bahwa indikator yang kepala sekolah sebut tersebut menunjukkan gradasi kualitas sekolah. Apakah sekolah tersebut masih berkutat dengan urusan kehadiran guru, atau sudah masuk tentang kualitas interaksi guru-siswa, atau juga apakah sudah masuk dalam bagaimana mereka memberikan pelayanan lebih optimal kepada pengembangan potensi siswanya.
Dengan berkaca dari jawaban teman-teman itu, menurut saya, sekolah yang bagus tidak lagi menjadikan absensi guru sebagai indikator mereka. Bukan berarti bahwa kehadiran guru tidak penting untuk menjadi indicator dalam dashboard-nya, tetapi sekolah dan komunitasnya sudah berpikir bagaimana meningkatkan kualitas interaksi instruksional di dalam kelas dalam ranah berpikir analitis. Guru dan karyawan di sekolah semacam itu telah memiliki etos kerja dengan komitmen yang tinggi.
Sementara di sebagian sekolah lainnya, pimpinan sekolah masih sibuk dengan morning sms. Karena nyaris setiap hari ada saja gurunya atau stafnya yang tidak masuk kerja. Apakah karena ada anggota keluarganya yang sakit, atau malah dirinya sendiri yang tidak enak badan, atau karena untuk mengurus surat, dll. Pendekkata, dari 40 syafnya yang terdiri dari guru dan karyawan, nyaris selalu ada saja yang tidak dapat masuk kerja. Dan berita itu akan día terima pada setiap pagi melalui telpon atau sms untuknya. Itulahmorning sms yang paling tidak dia kehendaki.
Dan itu pulalah dasboard yang dimaksud dalam tulisan ini. Lalu apa indikator yang yang harus ada di dashboard, di Sekolah Anda?
Jakarta, 4 Desember 2010.


sumber. http://aguslistiyono.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar